Minggu, 20 Juli 2008

Pertemuan FD di Rumah Gus Dur


Ciganjur, 15 Mei 1993. Acara ini diselenggarakan di halaman belakang rumah Gus Dur, di Ciganjur. Beberapa peserta yang datang, antara lain, Rahman Tolleng, Marsillam Simanjuntak, Adnan Buyung Nasution, Mulya Lubis, Chris Siner, Daniel Dhakidae, Rocky Gerung, Max Riberu, Eros Djarot, Bondan Gunawan, dan masih banyak lagi. Saya juga ikut hadir.

Acara ini cukup istimewa karena dalam acara ini kemudian dikeluarkan semacam "keputusan", "resolusi" atau "sikap resmi" dari Forum Demokrasi pada saat itu. Salah satu bunyi "sikap resmi" itu adalah: Forum Demokrasi mendukung berdirinya partai baru.

Kalau keputusan atau sikap itu dinyatakan sekarang, mungkin tak ada artinya apa-apa. Saat ini orang boleh bicara apa saja, teriak apa saja. Tapi, dalam konteks politik saat itu, hal ini sangat sensitif.

Entah bagaimana ceritanya, beberapa hari kemudian wartawan The Jakarta Post menghubungi saya. Dengan polosnya saya katakan bahwa salah satu kesepakatan yang kami hasilkan adalah bahwa Forum Demokrasi mendukung berdirinya partai baru.

Eh, ternyata apa yang saya katakan itu menjadi headline di harian The Jakarta Post. Maka "gegerlah" Forum Demokrasi hua..ha..ha...

Tidak ada yang salah dengan ucapan saya yang dikutip koran itu. Dan memang demikian keputusan Forum Demokrasi. Tapi, ketika hal itu dimuat di media massa, satu-dua orang menganggap ini "berbahaya" atau "nggak enak" sama para petinggi negeri ini. Tapi sebagian besar yang lain malah senang dan mendukung. Bagi para pendukung ini, Forum Demokrasi memang sudah waktunya bersuara terus terang, legih tegas, dan "lebih berani". Saya termasuk golongan yang ini he..he..he..

Semua itu telah menjadi kenangan indah dalam usaha kecil agar Indonesia lebih demokratis.

1 komentar:

ado mengatakan...

kalo sekarang dibilang ukm atau pkl ya om? :D