Kamis, 31 Juli 2008

Majalah Lama: "MIDI" Tahun 1974


Penerbit: PT Gramedia. Alamat Redaksi: Jl. Palmerah Selatan No. 26 – 28, Jakarta. Pemimpin Umum: Indra Gunawan. Pemimpin Redaksi: Anton Sumanggono. Dewan Redaksi: Indra Gunawan; Sumohadi Marsis; Kristanto JB.

Majalah untuk muda mudi ini muncul pertama kali pada 11 Agustus 1973.Isinya berbagai rubrik yang cocok untuk kaum muda-mudi. Ada Kolom Perkenalan, TTS, Cerita Kriminal, Ramalan Bintang, Komik, kolom khusus (Kotak Pos) yang dikelola Titiek Puspa, dan lain-lain. Pada edisi ini, misalnya, ada semacam “laporan utama” yang mengangkat tema “Jutawan-Jutawan Cilik”.

Beberapa “jutawan” cilik itu disebutkan, antara lain: Rano Karno; Dewi Rosario Indah; Faradillah Sandy Astri Ivo, band cilik The Kids, dan lain-lain. Mau tahu berapa penghasilan mereka? Saya kutipkan saja alenia awal tulisan di majalah ini:

“Untuk menjadi si Doel Anak Betawi seri kedua, Rano Karno menyanggupi --tentu saja lewat ayahnya yang mengurus segala macam kontraknya --asal uang tabungannya di bank ditambah Rp. 2 juta. Dewi Rosario Indah, tahun lalu baru saja menambah penghasilannya tidak kurang dari Rp. 2 juta dari empat film yang turut diperaninya. Dan tahun ini kabarnya 6 film sudah menunggu lagi, sementara uang simpanannya di bank sudah mencapai angka Rp. 5 juta….”

Majalah yang tampak di blog adalah edisi No. 18/27 April 1974. Harga: Rp. 125,-. Cover Depan: Rano Karno.

Rabu, 30 Juli 2008

Bundel Majalah Katolik Berbahasa Jawa "Praba" Tahun 1955 - Tahun 1958


Menarik juga majalah Katolik berbahasa Jawa, “Praba”, ini. Tapi, sampai edisi No. 1 Tahun VII/5 Januari 1955, nama pengelolanya tak muncul di majalah. Baru pada tahun 1957, terlihat nama pengelola majalah ini. Direktur: A. Dibjawahjana SJ. Redaksi: St. Mudjilan (Penanggung Jawab).

Pada mulanya, Praba adalah majalah tengah bulanan. Baru pada tahun-tahun berikutnya menjadi majalah sepuluh harian, terbit tiap tanggal 5, 15, dan 25. Harga: Rp. 1,- per edisi. Alamat Redaksi: Bintaran Kidul N. 5, Jogja.

Isinya tak cuma mengenai agama Katolik. Tapi ada berbagai cerita umum lainnnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Bahkan ada cerita wayang dan cerita pendek.

Fiksi: "Jazz, Parfum dan Insiden"


Judul: Jazz, Parfum dan Insiden (kumpulan cerpen).
Pengarang: Seno Gumira Ajidarma.
Penerbit: Yayasan Bentang Budaya, Cet. Pertama, 1996.
Tebal: vii + 200 halaman.

Majalah "KAN PO" No. 1 Tahoen I - 2602


Edisi No. 1 Tahun I - 2602. Terbit di Batavia (Jakarta) pada tanggal 25, Boelan 8, Syoowa 17 -2602.

Majalah berita pemerintah ini diterbitkan oleh Gunseikanbu setiap tanggal 10 dan 25. Pada “Zaman Jepang” itu, Panglima Perang Balatentara Dai Nippon pernah menerbitkan undang-undang No. 15 tentang Tarich Kooki dan Nama Negeri Nippon. Khususnya buat Pulau Jawa dan Madura.

Pasal 1 (satu) undang-undang tersebut berbunyi: “Tarich jang haroes dipakai ialah tarich ‘KOOKI’”. Maka, berdasarkan tarik tersebut, tahun 1942 Masehi menjadi tahun 2602.

Pasal 2 (dua) berbunyi: Negeri Matahari Terbit haroes diseboet dengan nama “DAI NIPPON” atau “NIPPON”. Dilarang keras memakai nama-nama jang berasal dari Loer Negeri atau bahasa asing seperti nama “Djepoeng”, “Japan”, dan sebagainya.

Bagi Anda yang ingin mempelajari aneka masalah (soial, politik, dll) pada masa pendudukan Jepang, majalah ini boleh dijadikan salah satu referensi. Isinya memuat berbagai undang-undang beserta penjelasannya, juga berbagai maklumat yang dikeluarkan pada masa itu.

Majalah "Jakarta-Jakarta" Lama & Baru



Majalah Jakarta-Jakarta “Lama” muncul pertama kali pada Oktober 1980. Diterbitkan oleh Yayasan Loh Jinawi. Alamat Redaksi: Jl. Merdeka Barat No. 20, Jakarta Pusat. Ini adalah Majalah Keluarga yang terbit bulanan. Pemimpin Umum/Perusahaan: Dra. Boedi Lestari. Pemimpin Redaksi/Penaggung Jawab: Naning Pranoto. Managing Editor: Ade Zaenal Muharram.

Majalah Jakarta-Jakarta "Lama" yang tampak di blog adalah edisi 02/November 1980. Model Cover: Lita Soedarmo. Harga: Rp. 1000,-.

Lalu, setelah “beralih” ke Kelompok Kompas-Gramedia (KKG), majalah ini diubah menjadi Majalah Berita Bergambar. Penerbitnya masih disebut Yayasan Loh Jinawi. Tapi alamat redaksinya pindah ke: Jl. Palmerah Selatan No. 3, Jakarta 10270. Susunan pengelola Jakarta-Jakarta ”Baru” pun berubah, kecuali pemimpin umumnya.

Susunan pengelola Jakarta-Jakarta "Baru" adalah Pemimpin Umum/Perusahaan: Dra. Budi Lestari. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Noorca M. Massardi. Redaktur Pelaksana: Yudhistira ANM Massardi; Seno Gumira Ajidarma. Redaktur Pengelola: Kurniawan Junaedhie. Wakil: Dharnoto. Harga: Rp. 1.800,-

Majalah Baru: " La Jang" Tahun 2001


Penerbit: PT Nitra Indrya Harsa. Pemimpin Umum: Heriyadi Sobiran. Pemimpin Perusahaan: Delly M. Moeharyoso. Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab: Heriyadi Sobiran. Redaktur Pelaksana: Ernawan B.P. Prianggodo. Redaktur Eksekutif: Yanie Wuryandari. Manajer Pemasaran: Cici Sutaningdyah.

Majalah hiburan ini masih satu grup dengan majalah Popular. Isinya ditujukan untuk paralajang, khususnya pria dewasa. Entah kenapa, majalah ini sekarang tak pernah muncul lagi.

Majalah yang tampak di blog ini adalah edisi No. 12/Mei 2001. Model Cover: Maitreya Kasih & Sultan Pasya Djorghi. Harga: Rp. 15.000,-

Buletin Internal: "Info Pos" April 2008


Penerbit: PT Pos Indonesia (Persero). Alamat Redaksi: Jl. Anggrek No. 59, Bandung 40114. Pemibina: Rudy Meiyansyah. Penanggung Jawab: R. Joesman Kartaprawira. Wakil Penanggung Jawab: Genta Sidharta. Pemimpin Redaksi: Anas Goenawan. Redaktur Pelaksana: Wawan Setiawan. Koordinator Liputan: Adang Rubama.

Ini adalah buletin Internal PT Pos Indonesia. Isinya berbagai artikel yang berkaitan dengan dunia pos di Inonesia. Juga aktivitas anak cabang Kantor Pos di berbagai daerah, termasuk kantor pusatnya. Ada pula produk-produk baru layanan PT Pos Indonesia.

Buletin yang tampak di blog adalah Edisi 18 Tahun III/April 2008.

Selasa, 29 Juli 2008

Fiksi Modern: "Tegak Lurus Dengan Langit"


Judul: Tegak Lurus Dengan Langit (Kumpulan Cerpen).
Pengarang: Iwan Simatupang.
Penerbit: Sinar Harapan, Cet. Kedua 1985.
Tebal: 115 halaman.

Fiksi Modern: "Durga Umayi" Tahun 1994


Judul: Durga Umayi.
Pengarang: Y.B. Mangunwijaya.
Penerbit: PT Pustaka Utama Grafiti, Cet. Kedua, 1994.
Tebal: xi + 188 halaman.
ISBN: 979-444-116-3

Fiksi Modern: "Ca-Bau-Kan" Tahun 2001


Judul: Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa).
Pengarang: Remy Sylado.
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, Cet. Keempat, 2001.
Tebal: 414 halaman.
ISBN: 979-9023-25-4

Fiksi Modern: "Bulan Bugil Bulat" Tahun 1990


Judul: Bulan Bugil Bulat (Kumpulan Cerpen).
Pengarang: Yanusa Nugroho.
Penerbit: PT Pustaka Utama Grafiti.
Tebal: xiii + 177 halaman.
ISBN: 979-444-085-X

Fiksi Modern: "Gerhana" Tahun 1996


Judul: Gerhana (Kumpulan Cerpen).
Pengarang: Muhammad Ali.
Penerbit: PT Pustaka Utama Grafiti.
Tebal: vi + 158 Halaman.
ISBN: 979-444-372-7

Majalah Baru: "Nirvana" Edisi Perdana


Penerbit: PT Hermes Multi Media. Alamat Redaksi: Graha Bressindo, 2nd Floor, Jl. Kemang Utara A No. 3, Jakarta 12730. Editor-in-Chief: Kemala Atmojo. Editorial Advisor: John Read. Business Director: Don Murniadi. Finance: Haryanto. Financial Advisor: Patrick Alexander.

Majalah "Fine Living Indonesia" ini menyajikan berbagai artikel yang cocok untuk kelas menengah ke atas. Mulai dari fashion, wine, cigar, restaurant, sampai film. Semua artikel ditulis dalam bahasa Inggris.

Majalah yang tampak di blog adalah First Edition/May 2002. Harga: Rp. 25.000,-

Majalah "Pantjawarna" 1963


Penerbit: PT Surya Prabha. Alamat Redaksi: Jl. Asemka No. 29 - 30, Djakarta Kota. Pemimpin Umum: A. Karim D.P. Penanggung Jawab: Djoni Hendra Sitompul. Wakil Penanggung Jawab: Tjia Ken Hwa; Bambang Hirawan. Pembantu-pembantu: Drs. Gunawan Wibisono; Teuku M.A. Sjahriar Mahjoedin M.Sc.; dr. Sie Boen Liep; Liem Poen Kie. Djuru Potret: Oey Hok Tjin.

Ini termasuk majalah yang berbobot dan digemari pada zamannya. Isinya antara lain adalah ulasan peristiwa yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri.

Majalah yang ada di blog adalah No. 42 Tahun I/ 24 Agustus 1963. Harga Eceran: Rp. 40,-

Senin, 28 Juli 2008

Majalah Lama: "Mingguan Djaja" 1962


Penerbit: PT Pembangunan Ibukota Djakarta (seksi publikasi). Direksi: M. Tb. M. Ma'mun; Drs. A. Poerwadi. Redaksi: S. Hadisoemarto (penanggung jawab); Nj. S. Soetikno; Ir. L.O. Brien; Mr. Rochmat. Alamat Redaksi: Pintu Besar Selatan 86-88, Djakarta Kota.

Majalah mingguan umum ini isinya cukup menarik dan banyak artikel yang berguna bagi pembaca. Di halaman tengah selalu ada parade foto-foto dengan ketarangannya.

Edisi yang tampak di blog ini adalah No. 37/6 Oktober 1962. Harga Eceran untuk Djakarta Raja: Rp. 11,- Untuk di Luar Djakarta Raja: Rp. 12,-.

Majalah Asing: "Goed Nieuws" 1956


Majalah wanita berbahasa Belanda. Alamat Redaksi: Nassaulaan 51, Haarlem. Isinya berbagai artikel untuk wanita dewasa. Juga ada TTS, Komik, dan cerita fiksi.

Majalah ini dulu juga cukup polular di Indonesia. Ada banyak pelanggannya di sini.

Majalah Asing: "Libelle Damesweekblad" 1954-1955


Ini juga majalah wanita berbahasa Belanda. Alamat Redaksinya: Nassauplein 7, Haarlem.

Isinya berbagai informasi yang berkaitan dengan kehidupan wanita. Dari profil orang sampai mode terbaru (saat itu).

Majalah ini juga banyak pembacanya di Indonesia waktu dulu.

Majalah Lama: "Al-Lisaan" 1936


Majalah bulanan Islam ini adalah organ dari "Persatoen Islam". Pada edisi awal-awal ini, alamat yang tertera adalah Lengkong Besar No. 90, Bandung. Namun, dalam tahun-tahun berikutnya, tertulis alamatnya ada di Pogarstraat No. 305, Bangil, Jawa Timur.

Isinya berbagai pelajaran atau pengetahuan dilihat dari sudut pandang Islam. Harga langganan buat anggota "Persis" dan "Persisteri", per nomor: f 0,15. Langganan buat orang luar, per nomor: f 0,20.

Minggu, 27 Juli 2008

Majalah Lama: "Minggu Pagi" Tahun 1952


Penerbit: B.P. Kedaulatan Rakjat. Alamat: Tugu No. 42, Jogja. Ketua Usaha: Samawi. Pemimpin Redaksi: Wonohito. Redaksi: B. Sindhu, I. Hutauruk (di luar negeri), S. Sudharta, M. Naipopos, dan Herman Pratikto.

Mingguan Enteng Bergambar. Begitulah mereka menyebut dirinya sendiri. Isinya, antara lain, berita-berita ringan baik dunian hiburan maupun sosial.

Anda bisa memperbesar tampilan dengan meng-klik gambar di blok ini untuk melihat keterangan gambar cover dan iklan-iklan yang ada di situ. Harga Eceran: Rp. 2,-.

Majalah Lama: "Djaja Baja" Tahun 1972


Penerbit: Tak disebutkan secara spesifik. Alamat Redaksi: Djl. Pengela No. 2 (atas), Surabaja. Penanggung Jawab: Tadjib Ermadi. Staf Redaksi: S. Kadarjono, Basoeki Rachmat, Bambang Istiadi, Totilawati.

Mingguan berbahasa Jawa ini boleh dikategorikan sebagai majalah keluarga. Terbit setiap hari minggi. Isinya adalah hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan, pengetahuan populer, pengetahuan kejiwaan, berita umum, cerita bersambung, dan lain-lain.

Majalah yang tampak di blog ini adalah Edisi 44 Tahun XXVI/1972. Harga: Rp. 55,-

Majalah Lama: "Djojobojo" Tahun 1950





Penerbit: Tak Ada Keterangan. Pengelola: Tak Ada Keterangan. Alamat Redaksi / Administrasi: Djalan Ngadisimo No. 19, Kediri. Belakangan, untuk urusan redaksi, alamatnya di: Tromolpos 68 Surabaya.

Jika sebelumnya ada majalah bernama "Djaja Baja" yang berbahasa Jawa, maka "Djojobojo" yang ini menggunakan bahasa Indonesia. Terbit 4 (empat) kali sebulan.

Banyak artikelnya yang menarik. Terutama mengenai politik dan sosial dalam negeri. Di majalah ini pula (dalam edisi yang lain) ada tulisan tentang "perang-dingin" antara Armijn Pane dengan Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Medan. Masalahnya adalah adegan "kissing" yang ada di film "Antara Bumi dan Langit", yang diprotes PII Medan. Intinya, menurut PII, adegan itu bukan kebudayaan asli Indonesia".

Armijn Pane melakukan pembelaan. Dengan marah ia menulis pamflet empat halaman yang kemudian disebarkan ke berbagai media massa. Armijn menggugat soal apa yang disebut-sebut oleh PII sebagai "kebudayaan Indonesia Asli" itu.

Majalah yang di blog ini adalah No. 9 Tahun V/1 Maret 1950. Cover Depan: Alm. Pak peno, Menteri Pembangunan dan Pemuda Republik Indonesia. Harga Eceran: f 1.25,-

Majalah Lama: "Ultra" Tahun 1978


Penerbit: PT Tiara Indonesia. Alamat Redaksi: Jl. Kembung No. 122, Jakarta. Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi & Penanggung Jawab: S. Wardojo; Benyamin TR. Pemimpin Perusahaan: Zainal Abdi.

Majalah dengan gambar-gambar wanita seksi, sebenarnya bukan fenomena baru atau hasil dari Reformasi. Pada tahun 1970-an, sudah banyak majalah dengan gambar wanita-wanita seksi, salah satunya adalah majalah ini. Ultra terbit bulanan. Dalam edisi ini, ada foto-foto Emmy Husein, Essy Lusiana, Inne Chandra, Leviany, dan masih banyak lagi.

Majalah yang tampak di blog adalah Edisi No. 40/Februari 1978. Harga: Rp. 500,-. Model Cover: Emmy Husein.

Sabtu, 26 Juli 2008

Majalah Lama: "Varia" Tahun 1958


Penerbit: Perseroan Komanditer "Varia", Jakarta. Alamat Redaksi: Pintu Besar No. 101, Djakarta Kota. Alamat Tata Usaha: Pintu Besar 86-88, Djakarta Kota. Pemimpin Umum: Mr. H. Hasibuan. Pemimpin Redaksi: Andjar Asmara. Wakil: Liem Swan Han; Lay Tjoen Kao.

Majalah hiburan pusparagam ini terbit tiap hari Rabu. Isinya memang macam-macam. Ada cerpen, mode, ruang wanita, cerita silat, dan artikel-artikel umum lainnya. Majalah ini cukup digemari pada zamannya.

Majalah yang tampak di blog adalah edisi No. 33/ Tahun I/Tanggal 3 Desember 1958. Harga: Rp. 3,50,-

Fiksi: "Supernova" Tahun 2001


Judul: Supernova.
Pengarang: Dee.
Penerbit: Truedee Books, 2001.
Tebal: 208 Halaman ++
ISBN: 979-96527-0-X

Fiksi Modern: "Para Priyayi" Tahun 1995


Judul: Para Priyayi.
Pengarang: Umar Kayam.
Penerbit: Pustaka Utama Grafiti, Cet. 5, 1995.
Tebal: 308 Halaman.
ISBN: 979-444-186-4

Jumat, 25 Juli 2008

Fiksi: "Saman" Tahun 2001


Judul: Saman.
Pengarang: Ayu Utami.
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Cet. 16, 2001.
Tebal: 208 Halaman.
ISBN: 979-9023-17-3

Fiksi: "Tamu" Tahun 1996


Judul: Tamu.
Pengarang: Wisran Hadi.
Penerbit: Pustaka Utama Grafiti, Cet. 1, 1996.
Tebal: vi + 182 Halaman.
ISBN: 99-444-355-7

Fiksi: "Telepon" Tahun 1992


Judul: Telepon
Pengarang: Sori Siregar.
Penerbit: Balai Pustaka, Cet 2, 1992.
Tebal: 96 Halaman
ISBN: 979-407-395-4

Fiksi: "Protes" Tahun 1995


Judul: Protes (Kumpulan Cerita Pendek).
Pengarang: Putu Wijaya.
Penerbit: Pustaka Utama Grafiti, 1995.
Tebal: x + 314 Halaman.
ISBN: 979-444-301-8

Fiksi: "Sekayu" Tahun 1994


Judul: Sekayu.
Pengarang: Nh. Dini.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Cet. 3, 1994.
Tebal: 184 Halaman.
ISBN: 979-403-411-8

Fiksi: "Jentera Lepas" Tahun 1994


Judul: Jentera Lepas.
Pengarang: Ashadi Siregar.
Penerbit: Cypress, 1979. Yayasan Bentang Budaya, Cet. 1, 1994.
Tebal: vi + 262 Halaman.
ISBN:

Fiksi: "Arus Balik" Tahun 1995


Judul: Arus Balik.
Pengarang: Pramoedya Ananta Toer.
Penerbit: Hasta Mitra, Cet. 3, 1995.
Tebal: xi + 751 Halaman.
ISBN: 979-8659-04-X

Fiksi Modern: "Rafilus" Tahun 1988


Judul: Rafilus.
Pengarang: Budi Darma.
Penerbit: Balai Pustaka, Cet. 1, 1988.
Tebal: 198 Halaman.
ISBN: 979-407-137-4

Fiksi Modern: "Saksi Mata" 1994


Judul: Saksi Mata.
Pengarang: Seno Gumira Ajidarma.
Penerbit: Yayasan Bentang Budaya, Cet. 1, 1994.
Tebal: 116 Halaman.
ISBN:

Majalah Lama: "Poestaka Timoer" Tahun 1940


Majalah ini terbit sejak awal tahun 1939 (jadi jaman Indonesia belum merdeka). Terbit dua kali sebulan tiap tanggal 1 dan 15. Harga 15 sen. Majalah yang ada di blog ini adalah edisi No. 23, 1 Januari 1940, Tahun I (Indonesia juga masih belum merdeka). Penerbitnya: Kolff-Bunning, Djogja.

Saya belum menemukan informasi siapa saja pengelola majalah ini, kecuali satu nama: Andjar. Nama ini yang menulis semacam kata pengantar di edisi ini, edisi tahun baru 1940. Nama penulis artikel lain yang muncul, antara lain, inisial A.A.; Tante Han; St. B. Nan Gadang, Krishna. Juga ada komik "Mentjari Poeteri Hidjau" oleh Nasoen AS.

Rabu, 23 Juli 2008

Majalah Lama: "Angkasa" Tahun 1962


Angkasa No. 16 Tahun XIII/1962. Majalah ini boleh disebut sebagai media resmi dari Angkatan Udara. Namun demikian, majalah yang terbit bulanan ini tetap dijual untuk umum. Harga ecerannya: Rp. 5,-. Direksi Angkasa adalah Asisten Dir. Penerangan Departemen Angkatan Udara RI. Pemimpin Redaksinya: LU II Muhammad Rasjid Mahdi. Alamat redaksi: Jl. Tanah Abang Bukit No. 36, Jakarta.

Pada edisi ini Angkasa membahas soal Hari Angkatan Bersenjata ke-XVII. Gambar di sampul depan adalah senjata terbaru (waktu itu) milik Angkatan Udara: peluru kendali jarak jauh, yang untuk pertama kalinya dipertontonkan di muka umum.

Majalah Lama: "Ekspres" Versi Lama dan Baru




Majalah mingguan Berita Bergambar ini diterbitkan oleh PT Aksi Press. Di tahun-tahun awal, Ekspres "Lama", sebut saja sampai Oktober 1970, pengurus majalah ini adalah Pemimpin Umum: Marzuki Arifin. Wakil Pemimpin Umum: Christianto Wibisono. Pemimpin Usaha: Nurman Diah. Pemimpin Redaksi: Goenawan Mohamad. Wakil Pemimpin Redaksi: Fikri Jufri. Redaktur Pelaksana: Usamah. Staf Redaksi: Toeti Kakiailatu; Sukarno.

Namun, pada edisi September 1972, misalnya, sudah terjadi perubahan pengelola. Di Ekspress "Baru" ini, Pemimpin Umum/Redaksi: Marzuki Arifin, S.E. (Pemrednya bukan lagi Goenawan Mohamad). Tak ada lagi posisi wakil pemred (sebelumnya Fikri Jufri). Redaktur Pelaksana diisi beberapa orang: Hans Sinaulan; Drs. Surosokaskojo Sukartin; Gunawan Sona, LLM (sebelumnya cuma Usamah sendiri).

Dan pada 1973, susunan pengelolanya berganti lagi: Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Marzuki Arifin S.E. Wakil: Hans Sinaulan. Managing Editor: Gunawan Sonda L.L.M.

Laporan Utama Ekspres "Baru" edisi 31 Agustus 1973 ini adalah soal “Wanita yang menghebohkan”. Adapun wanita-wanita yang disebut menghebohkan di situ adalah: Debby Cynthia Dewi, Windy Djatmiko, Tutie Kirana, Syarifah Sifa, Andi Nurhayati, Poppy Dharsono, Rima Melati, dan Rachmawati Soekarnoputri.

Majalah yang tampak di blog ini adalah "Ekspres versi Lama" dan "Ekspres versi Baru".

Catatan:

Goenawan Mohamad, Pemimpin Redaksi Majalah Ekspres, adalah juga sastrawan Indonesia terkemuka. Ia kemudian mendirikan Majalah Tempo bersama Fikri Jufri dan kawan-kawannya yang lain.

Goenawan juga dikenal sebagai seorang intelektual yang punya wawasan luas. Selama kurang lebih 30 tahun menekuni dunia pers, ia menghasilkan berbagai karya yang sudah diterbitkan, di antaranya kumpulan puisi dalam Parikesit (1969) dan Interlude (1971), yang diterjemahkan ke bahasa Belanda, Inggris, Jepang, dan Prancis. Sebagian eseinya terhimpun dalam Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (1972), Seks, Sastra, dan Kita (1980).

Tetapi, lebih dari itu, tulisannya yang paling terkenal dan populer adalah Catatan Pinggir, sebuah artikel pendek yang dimuat secara rutin di halaman paling belakang majalah mingguan Tempo. Konsep dari Catatan Pinggir adalah sekadar sebagai sebuah komentar ataupun kritik terhadap batang tubuh yang utama. Artinya, Catatan Pinggir mengambil posisi di tepi, bukan posisi sentral. Sejak kemunculannya di akhir tahun 1970-an, Catatan Pinggir telah menjadi ekspresi oposisi terhadap pemikiran yang picik, fanatik, dan kolot.

Setelah pembredelan Tempo pada 1994, ia mendirikan ISAI (Institut Studi Arus Informasi), sebuah organisasi yang dibentuk bersama rekan-rekan dari Tempo dan Aliansi Jurnalis Independen. Bersama sejumlah cendekiawan ia terus memperjuangkan kebebasan ekspresi.

Di Jalan Utan Kayu 68H, ISAI menerbitkan serangkaian media dan buku perlawanan terhadap Orde Baru. Sebab itu di Komunitas Utan Kayu ia bertemu banyak elemen: aktivis pro-demokrasi, seniman, dan cendekiawan, yang bekerja bahu membahu dalam perlawanan itu. Dari ikatan inilah lahir Teater Utan Kayu, Radio 68H, Galeri Lontar, Kedai Tempo, Jaringan Islam Liberal, dan terakhir Sekolah Jurnalisme Penyiaran. Semua aktivitas itu merupakan cita-cita untuk melanjutkan perlawanan terhadap pemberangusan ekspresi.

Tahun 2006, Goenawan mendapat anugerah sastra Dan David Prize, bersama antara lain eseis & pejuang kemerdekaan Polandia, Adam Michnik, dan musikus Amerika, Yo-yo-Ma. Lalu tahun 2005 ia bersama wartawan Joesoef Ishak mendapat Wertheim Award. Aneka penghargaan lain juga pernah diterimanya.

N

Selasa, 22 Juli 2008

Majalah Lama: "TOP" Tahun 1977




Penerbit: Yayasan Rama. Alamat: Jl. Kembung 122, Jakarta. Pemimpin Umum /Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab: S. Wardoyo; Benyamin TR; Eddy Kadarisman. Redaksi: Robani Bawi; Martha Boerhan; Theodore KS; Zainuddin Tamir Koto; Daniel Alexy.

Ini adalah edisi perubahan pertama dari majalah TOP, yang mulanya adalah majalah umum, menjadi Majalah Pria TOP. Delapan puluh tiga (83) edisi sebelumnya, TOP, seperti tertulis dalam "Salam Penerbit" edisi ini, "Dapat kita anggap sebagai masa remaja." Dan kini TOP (Majalah Pria) sudah menjadi dewasa.

Isinya tentulah berbagai informasi yang berkaitan dengan kehidupan pria dewasa. Mulai dari profil wanita, foto-foto seksi, wawancara tokoh terkenal, dan lain-lain. Ada juga ruang konsultasi psikologi yang digawangi oleh Darmanto Jatman. Juga ada Cerber (Cerita Bersambung) Oblada Obladi karya Yudhistira Ardi Noegraha.

Majalah yang tampak di blog adalah Edisi 84/Oktober 1977. Harga eceran: Rp. 400,-

Majalah Lama: "Kosgoro" Tahun 1964


Kosgoro sebagai "institusi" berdiri sejak 10 November 1957. Sedangkan majalah umum bulanan Kosgoro terbit mulai 10 November 1963. Haluan majalah Kosgoro adalah: Pancasila - Manipol - Usdek, dan mendukung serta dengan konsekuen membantu pelaksanaan cita-cita luhur Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Majalah yang Anda lihat di blog adalah Kosgoro No. 11 Tahun I/September 1964, Harga eceran: Rp. 70,-. Pemimpin Umum: T. Atmadi. Wakil Pemimpin Umum: Soedjoko. Redaktur Pelaksana: Arifien D.P. Staf Redaksi: Soebiakto, S.H., Soehardi, S. Slamet, Drs. Harun Zain.

Majalah Lama: "Shinta" No. 01 Juli 1976


Penerbit: Yayasan Tri Karya Press, Jakarta. Alamat Redaksi: Jl. Kebon Jeruk 18 No. 6 B, Jakarta. Pemimpin Umum: Sujachman Kertopawiro. Wakil Pemimpin Umum: Suchrisna Chandra. Pemimpin Perusahaan: Andreas Ridwan. Pemimpin Redaksi (sementara): Wiryadinata Chandra. Managing Editor: Hoedi Soeyanto. Redaksi: Jajak MD. Artistik / Tehnis: Tholib Haris; Djoko Murdijanto; Purnomo Adhi; Suprapto Hr. Pembantu Khusus: Dr. Amoroso Katamsi; Drs. Sarlito Wirawan Sarwono; Ny. Kusumadewi; Linda Sastra.

Ini adalah majalah keluarga. Terbit pertama kali pada 1 Juli 1976. Edisi perdana yang saya miliki ini rupanya "salah jilid" atau binding. Halaman pertama majalah ini langsung no 7. Tak ada halaman 1 sampai 6. Semua keterangan mengenai penerbit dan redaksi saya ambil dari koleksi saya yang lain, yakni Shinta edisi No. 31 Tahun 1977. Isinya cukup bervariasi. Ada kisah nyata, profil orang, cerpen, dan masih banyak lagi. Juga ada sisipan gambar pola mode.

Majalah yang tampak di blog adalah edisi No. 01/Juli 1976 (Perdana). Harga: Rp. 400,-. Cover Depan: Lenny Marlina.

Senin, 21 Juli 2008

Majalah Lama: "Gelora Buruh" No. 2 Tahun 1963


Penerbit: Dewan Pimpinan Pusat K.B.K.I. Diusahakan oleh: Departemen Indoprop. Alamat Redaksi: Jl. Salemba Raya No. 73, Jakarta. Pelindung: Ali Sastroamidjojo. Penasehat: Surojo, S.H. Pimpinan Umum/Penanggung Jawab: Drs. Suwoso. Pemimpin Redaksi: Karna Radjasa, M.A. Staf Redaksi: Katamat, Moh. Iljas, Harjoto, Djapulung Purba, A. Eddy Pangin, Surjoto Bronto. Pembantu-pembantu Tetap/Ahli: Martiman, S.H., Usep Ranawidjaja, S.H., Bachtiar Salim Halloho, Sitor-Situmorang, Virga Belan, Ir. Surachman, Tadjudin Amin (Aceh), Amarz (Medan), Drs. Sutadji (Jateng), Drs. Corn. Ferdinandur (Irian Barat).

Isinya aneka masalah yang menyangkut perburuan saat itu. Termasuk undang-undang baru tentang perburuan.

Majalah yang tampak di blog adalah edisi No 2 Tahun I/1963. Harga: Rp. 25,-. Cover Depan: Ali Sastroamidjojo di tengah-tengah mereka yang berjuang untuk Marhaen dan Marhaenisme.

Album Kenangan: Acara Forum Demokrasi yang Dilarang (1992)


Kalau di televisi Indosiar pernah ada acara Tembang Kenangan, maka bolehlah foto-foto ini disebut Album Kenangan. Daripada rusak dimakan rayap dan berjamur, ya saya pasang aja di sini untuk kenang-kenangan he..he.he..

Apapun yang pernah kita alami, kita lakukan, tak mudah lenyap begitu saja. Ada suatu periode, di mana saya ikut aktif dalam suatu "perkumpulan" yang bernama Forum Demokrasi (FORDEM). Saya masih ingat, keterlibatan saya di kelompok ini adalah karena Rahman Tolleng, seorang aktivis politik senior yang baru saja berulang tahun ke-70 Juli 2008 lalu. Beliaulah yang mengajak saya untuk hadir dan aktif di acara-acara diskusi yang diselenggarakan Fordem, di sebuah rumah di Jl. Gondangdia, Jakarta Pusat. Saat itu Fordem juga baru saja dibentuk.

Singkat cerita, pada suatu hari di tahun 1992 (jadi jauh sebelum Reformasi), saya ditunjuk menjadi Ketua Panitia acara Halal Bihalal. Akhirnya kami memilih Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai tempat penyelenggaraan acara.

Melalui salah seorang rekan, kami mengajukan ijin ke pihak yang berwenang. Tapi ijin itu tak kunjung datang. Padahal gedung sudah saya pesan dan bayar. Teks pidato sudah diperbanyak. Undangan sudah dicetak dan diedarkan. Acara tak mungkin dibatalkan begitu saja.

Sore hari, sekitar pukul 16.00 Wib, saya merasa bahwa acara yang akan diselenggarakan nanti malam bakal mendapat masalah. Sebab sampai hari itu ijin tak kunjung datang. Lalu saya pergi menemui Rahman Tolleng di sebuah rumah di Jl. Jambu, Menteng, Jakarta Pusat. Tapi, pertemuan itu tak menghasilkan apa-apa, atau menghasilkan jalan keluar yang lain. Apa boleh buat, acara harus terus diselenggarakan.

Ketika hari mulai petang, sembari bersiap-siap untuk berangkat ke tempat acara, perasaan atau "firasat" bahwa kami akan mendapat masalah semakin mengental. Jantung semakin dag dig dug. Tapi saya berusaha tetap tenang. Saya lalu mandi, minum kopi, dan terus berusaha menenangkan hati. Saya putuskan untuk berangkat dari rumah agak telat. Akhirnya, setelah hati mulai tenang, saya pun berangkat menuju Taman Ismail Marzuki.

Benar saja, begitu saya memasuki halaman TIM, saya lihat banyak sekali petugas baik yang berpakaian dinas maupun tidak. Saya juga melihat tamu-tamu --sebagian besar adalah tokoh-tokoh nasional-- sudah cukup banyak yang datang.

Begitu saya turun dari kendaraan dan berjalan menuju tempat acara, salah seorang petugas yang mengenal saya dan tahu bahwa saya ketua panitianya, segera menunjuk ke arah saya: "Nah, itu dia orangnya!"

Maka saya pun segera "disambut" oleh beberapa petugas berpakain dinas dan preman. "Mohon maaf, apakah acara ini sudah ada ijinnya?" tanya salah seorang petugas kepada saya (padahal tentu dia tahu ya kalau acara itu memang tak ada ijinnya he.he..he.).

"Kami sih sudah mengajukan, Pak. Tapi sampai saat ini belum keluar," jawab saya.
"Wah, kalau begitu ya acara ini harus dibubarkan. Tidak boleh diteruskan," katanya.
"Dibubarkan bagaimana? Undangan sudah begini banyak yang datang?"
"Ya tetap harus dibubarkan..."

Akhirnya kami melakukan negosiasi di ruangan yang ada di bagian depan gedung tersebut. Mula-mula saya sendiri. Kemudian ditemani oleh Todung Mulya Lubis (Foto 1) dan menyusul kemudian Rocky Gerung beserta rekan-rekan lain.

Gagal. Kami tetap diminta untuk membubarkan acara. Saya menolak. "Kita tunggu Gus Dur saja dulu," kata saya.

Tak lama kemudian Gus Dur pun muncul. Saya katakan kepada beliau bahwa acara diminta untuk dibubarkan oleh petugas. Gus Dur akhirnya melakukan negosiasi dengan petugas tersebut. Juga gagal. Saya, Gus Dur, Mulya dan rekan lain meninggalkan ruangan (Foto 2). Kepada para petugas itu, Gus Dur sangat marah.

Setelah berunding singkat, kami memutuskan untuk "membubarkan diri". Gus Dur naik ke podium dan memberikan pernyataan. Makalah tetap dibagikan. Akhirnya acara pun dianggap selesai.

Acara formal memang batal, tetapi sebetulnya tujuan kami pun tercapai. Sebab pernyataan sudah kami bagikan. Di podium itu pun Gus Dur sudah mendapat waktu untuk mengeluarkan pernyataan, selain mengatakan bahwa acara terpaksa dibatalkan.

Melihat "kesuksesan" itu, masih di halaman gedung, secara bercanda Marsillam Simanjuntak berkata kepada saya: "You sudah menulis dengan tinta emas dalam perjuangan demokrasi.." Saya hanya tersenyum simpul. Saya tahu dia sedang bercanda.

Di kemudian hari, peristiwa itu sesekali menjadi guyonan di antara kami. Rahman Tolleng, misalnya, di tengah teman-teman lain meledek saya.

"Sore-sore dia datang ke tempat saya, lha apa dikira saya ini punya beking?" katanya sembari tertawa. "Kita aja kalau ditangkap nggak tahu mau minta tolong siapa...he..he.."

Ya, begitulah kenangan manis itu pernah kami lalui bersama teman-teman di Forum Demokrasi. Ada-ada saja ya.

Majalah Lama: "Kunthi" Tahun 1969





Penerbit: Yayasan Penerbit "Lohjinawi". Alamat Redaksi: Jl. Merdeka Barat No. 20, Jakarta. Pemimpin Umum / Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab: Drs. G. Dwipajana. Wakil: Surya-Hadi, H.A.



Majalah ini terbit sejak Agustus 1969. Tujuannya adalah untuk: "Anggajuh Kaluhuraning Kebudajaan lan Kemadjuwaning Bangsa".

Meski bernama Kunthi, majalah ini bukan ditujukan khusus untuk kaum wanita. Juga bukan majalah wayang. Ini adalah majalah umum. Nama "Kunthi" dipilih karena ia adalah seorang Ibu. Ibunya Pandawa, yang bisa mendidik anak-anaknya menjadi satria berguna bagi nusa dan bangsa.

Selain berisi artikel-artikel umum, juga selalu ada rubrik bernama "Kepresidenan". Rubrik ini memuat berbagai aktivitas Presiden Soeharto dan acara-acara yang terjadi di Istana.

Di halaman akhir juga selalu ada foto-foto menarik untuk dilihat lagi atau untuk dikenang. Misalnya, dalam Majalah Kunthi No. 2 tahun 1969, di halaman akhirnya ada foto anak ragil mantan Presiden Soeharto: Siti Hutami Endang Adyningsih Soeharto, yang sedang mencoba bermain 'gender'. Harga eceran Rp. 70,-

Fiksi: "Sajak-sajak Sepatu Tua"


Judul: Sajak-sajak Sepatu Tua.
Pengarang: Rendra.
Penerbit: Pustaka Jaya, Cet. Keempat, 1983.
Tebal: 93 halaman.

Majalah Baru: "Cerita Kita" Edisi Perdana




Penerbit: PT Penerbit Herakles Indonesia. Alamat Redaksi: Tamini Square, Blok FS 56/6, Jl. Taman Mini Raya, Jakarta Timur. Editor: K. Atmojo. Guest Editor: Ashadi Siregar, Jujur Prananto, Putu Wijaya, Seno Gumira Ajidarma.

Ini adalah majalah kumpulan cerita pendek remaja. Majalah ini diterbitkan dengan maksud untuk menampung kreativitas remaja dalam bidang penulisan fiksi, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan mereka terhadap bacaan fiksi yang baik.

Majalah yang tampak di blof adalah Volume I/Tahun I/November 2005. Harga: Rp. 15.000,-

Fakta2 Ganefo - Oktober 1963


Majalah tengah bulanan ini diterbitkan oleh Urusan Peneranan Panitia II Komite Nasional Ganefo 1963. Kantornya ada di Jl. Anggar No. 75, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta.

Isinya sebenarnya sederhana saja, yakni ada laporan aktivitas beberapa cabang olahraga yang akan ikut bertanding, rencana panitia, persiapan acara kesenian, dan lain-lain beserta foto-foto

Tapi, yang “agak seram” justru di alenia pertama Kata Pengantar-nya. Saya kutipkan saja (ejaan saya ubah menjadi ejaan baru): “Games of the New Force tidaklah semata-mata merupakan arena olahraga dari kekuatan-kekuatan baru di dunia saja, tetapi juga dan terutama untuk menggalang persatuan, persahabatan dan pemaduan tekad serta kekutan yang maha besar untuk menghancur-leburkan kekuatan-kekuatan lama yang dipelopori oleh kaum imperialism-kapitalisme dalam segala manifestasinya, termasuk di bidang olahraga dan kesenian.”

Nah, yang “lebih seram” lagi adalah tulisan di bagian dalam cover belakang. Saya kutipkan saja lagi:

Teks Plakat-plakat untuk Aksi Menggugurkan Malaysia, yang telah dilancarkan di Jakarta pada tanggal 16 September 1963.

1. Siap Berlomba Mengubur Malaysia.
2. Sambil Berlomba Mengganyang Malaysia.
3. Berlatih, Berlomba untuk Mengganyang Malaysia.
4. Ganyang Malaysia, Hidup Kalimantan Utara.
5. Gagalkan Malaysia, Kaki Tangan Imperialis.
6. Olahragawan Manipolis Siap Gempur Neokolonialis.
7. Olahragawan Siap Sedia Mengganyang Malaysia.
8. Olahragawan A-A-A Anti Malaysia.
9. Berolahraga Giat – Malaysia Kita Sikat.
10. Olahragawan Sigap dan Kuat – Imperialis Kolonialis Pasti Terkikis Habis.
11. Rawe-rawe Rantas, Malang-malang Putung – Malaysia Lahir Kita Pentung.
12. Holopis Kuntul Baris, Malaysia Neo Kolonialis, Kita Sikat Sampai Habis.

Minggu, 20 Juli 2008

Bundel Pembina Bahasa No. 1 Tahun I Juli 1948 sampai No. 12/Juni 1949


Bundel berisi Edisi I/Juli 1948 sampai Edisi 12/Juni 1949. Tujuan majalah bulanan ini sangat jelas, seperti yang tertulis di sampulnya, yaitu untuk memajukan Bahasa Indonesia. Majalah yang dipimpin oleh S. Takdir Alisjahbana ini diterbitkan oleh Pustaka Rakjat yang berkantor di Jl. Sukabumi No. 36, Jakarta.

Pada edisi perdana, Sutan Takdir Alisjahbana membuat tulisan khusus tentang pentingnya tertib berbahasa. Dalam kaitan untuk memajukan bahasa Indonesia, Sutan Takdir melihat betapa pentingnya usaha untuk mempersatukan kata-kata, mempersatukan ejaan, mempersatukan tata bahasa, dan jalan kalimat.

Beliau juga memaparkan perihal kaitan antara bahasa dan pikiran. Salah satu semboyan terkenal dari Dr. Nieuwenhuis yang dikutip beliau adalah, “Bahasa kadang-kadang berupa bunyi, kadang-kadang berupa tanda, tetapi selalu berupa pikiran!” Lalu Sutan Takdir pun berkata: “Apabila kita dapat berkata, bahwa pikiranlah yang membedakan manusia dengan hewan, kita pun dapat berkata, bahwa bahasalah yang membedakan manusia dengan hewan!"

Di akhir majalah selalu dimuat beberapa lembar daftar istilah-istilah dengan terjemahannya dari berbagai bidang kehidupan: mulai dari istilah tumbuh-tumbuhan, istilah ekonomi dan dagang, sampai istilah tentang Jahit-menjahit!